Minggu, 24 April 2011
Banser Turun Bersihkan Puing Gereja Di Temanggung
Dua gereja dan satu kompleks pendidikan Kristen di Temanggung, sejumlah kendaraan bermotor dirusak massa pascasidang dengan terdakwa Antonius Richmond Bawengan (50). Pada sidang Selasa siang itu terdakwa divonis hukuman lima tahun penjara. Anggotanya, katanya, juga akan membantu pemasangan properti di sejumlah gereja itu yang rusak tersebut.
Menurut rencana, katanya, Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid, juga akan datang ke Temanggung, Rabu (9/2) untuk mewujudkan solidaritas dan keprihatinan terkait kerusuhan tersebut. Ia menyebutkan, anggota Banser yang bakal terlibat antara lain berasal dari Temanggung (100 orang), Wonosobo dan Rembang masing-masing 50 orang, Magelang dan Purworejo, masing-masing 25 orang.
“Kami sedang mengoordinasikan rencana tersebut dengan berbagai pihak terkait malam ini,” katanya. Ia menyatakan pentingnya antarumat beragama menunjukkan kepedulian secara tulus terkait kasus tersebut. “Kita ini sesama warga bangsa, harus saling peduli,” katanya.
Ia menyatakan kerusuhan di Temanggung bukan dilakukan oleh anggotanya. Pihaknya juga sepakat bahwa penyelesaian atas kasus penistaan agama itu melalui jalur hukum. Wakil Ketua GP Ansor Jawa Tengah, Achmad Madjidun, menyatakan membenarkan rencana tersebut. “Anggota juga memantau di beberapa tempat di Temanggung untuk menjaga situasi agar kondusif lagi,” katanya.
editor : eko
sumber : republika
1.000 Personel Banser Amankan Jakarta Saat Paskah
JAKARTA- Dalam rangkaian perayaan Paskah tahun 2011, Gerakan Pemuda Anshor akan menurunkan seluruh personil Banser untuk mengamankan seluruh gereja-gereja di Tanah Air.
"Kalau di Jabotabek kita turunkan seribu personil tapi kalau di daerah-daerah disesuaikan," kata Ketua Umum Gerakan Pemuda Anshor, Nusron Wahid, di kantor GP Anshor, Jakarta, Kamis (21/4/2011).
Pengamanan ini, lanjutnya dilakukan karena pihaknya mendapatkan informasi terkait adanya potensi ancaman kekerasan terhadap tempat-tempat ibadah menjelang Jumat Agung dan Paskah. Pasalnya ancaman kekerasan itu tidak hanya di Jakarta tetapi juga di daerah-daerah lain.
"Saya cek di berbagai jaringan di keamanan dan ternyata benar dan jam 11 tadi ditemukan bom juga di gereja di Serpong,"jelasnya.
Ancaman kekerasan itu diketahui Nusron dari jaringan keamanan yang dimilikinya. "Sudah dua hari yang lalu, tujuan menciptakan rasa tidak aman," sebutnya.
Meski begitu, Nusron enggan menyebut dari kelompok mana yang akan melakukan tindakan kekerasan itu. "Saya tidak tahu dari mana pokoknya nggak suka dengan Indonesia,"ujarnya.
Menurut Nusron, untuk pengamanan ini pihaknya hanya membantu kepolisian. Tujuannya agar umat Kristiani dapat tenang untuk beribadah.
"Dari situ kita harapkan umat kristiani tenang beribadah, masih punya saudara di sini. Nggak usah khawatir nggak usah takut silakan beribadah dengan tenang. Semoga ibadahnya bisa khusyuk bisa tenang bisa khidmat dan pada nantinya bisa diterima di sisi Tuhan dan membawa keberkahan bagi bangsa Indonesia," pungkasnya.
(Iman Rosidi/Trijaya/ugo)
Sabtu, 23 April 2011
Selasa, 19 April 2011
SEJARAH BANSER
Setelah Nahdlatul Ulama (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan organisasi agak mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan disibukkan untuk mengurus organisasi NU.
Atas dasar pemikiran dan upaya Abdullah Ubaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 mengembangkan dan membangun organisasi yang berpengaruh di tingkat nasional yang diberi nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan Pemuda), yang dipimpin oleh Umar Burhan.
Dengan latar belakang pengarahan KH. Abdul Wahab (guru besar kaum muda waktu itu) beliau menyebut beberapa ayat suci Al-Qur’an yang mengisahkan kesetiaan para sahabat Al-Khawariyyin yang tidak kepalang tanggung menolong perjuangan para Nabi menyiarkan ajaran Islam dengan pengorbanan lahir maupun batin, mereka tampil sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membentengi perjuangan Islam, kemudian Nabi memberi nama penghormatan kepda mereka dengan sebutan Ansor yang berarti mereka yang menolong. Kemudian pada tanggal 24 April 1934 berdirilah organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para sahabat Nabi dalam memperjuangkan dan membela serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan untuk menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerkan Pemuda Ansor.
Melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama) dengan merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan:
1. Pendidikan baris berbaris
2. Latihan Lompat dan Lari
3. Latihan angkat mengangkat
4. Latihan ikat mengikat (Pioner)
5. Fluit Tanzim (belajar kode/isyarat suara)
6. Isyarat dengan bendera (morse)
7. Perkmpungan dan perkemahan
8. Beljar menolong kecelakaan (PPPK)
9. Musabaqoh Fil Kholi (Pacuan Kuda)
10. Muromat (melempar lembing dan cakram)
Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser. (Hernoe)